Minggu, 22 September 2013

Diam itu Emas !



       Pernahkah kamu mendengar peribahasa “Diam Itu Emas”? Peribahasa ini tidak hanya terkenal di negara Indonesia atau Inggris saja, tetapi juga banyak terdengar di negara-negara lain. Tanpa menelusuri asal-muasal peribahasa tersebut, dapat diketahui makna dan arah yang ditujunya sesuai dengan kehidupan positif. Dalam pendidikan umat beragama pun banyak yang mendorong agar seseorang selalu berfikir sebelum berbicara. Seringkali kata yang kita ucapkan dapat melukai hati orang lain. Bahkan, luka yang diakibatkan oleh lidah bisa lebih parah daripada yang diakibatkan oleh pisau atau benda tajam lainnya.
       Ini semua seharusnya dapat menjadi pegangan bagi kita agar selalu berhati-hati, memikirkan, dan merenungkan apa yang akan di ucapkan. “Kamu menawan apa yang akan kamu ungkapkan, tetapi begitu terucapkan maka kamulah yang menjadi tawanannya”, itu berarti semua yang kita ucapkan harus kita pertanggungjawabkan.
       Terkadang suatu pembicaraan atau pertanyaan yang sepintas umum lalu berkaitan dengan agama, misalnya seseorang bertanya : “Apakah tadi kamu telah menolong nenek tua itu?” dan apakah yang mungkin kamu jawab?
1.   Apabila kamu menjawab “ya”, maka jawaban ini dapat menimbulkan pamrih.
2.  Apabila kamu menjawab “tidak” sedangkan anda menolongnya, maka kamu telah berbohong.
3.  Apabila kamu diam tidak menjawab, maka kamu dapat dinilai sombong.
4. Apabila kamu menjawab secara keseluruhan, maka paling tidak kamu dipaksa untuk berfikir menyusun kata-kata yang tepat.
Keempat alternatif tentunya tidak direstui oleh agama, maka dari itu kita harus mengerti ungkapan : “Diam itu Emas dan Bicara itu Perak”.
       Seperti yang telah kita ketahui, Emas lebih berharga dibanding dengan Perak. Namun, bukan berarti setiap ada yang berbicara atau bertanya kepada kita, kita harus diam. Jawabnya mudah saja kita dapat menjawabnya dengan padat dan jelas tanpa melukai hati orang tersebut.
       Sekarang ini banyak orang yang dengan sengaja berbicara untuk melukai hati orang lain. Terutama remaja yang emosionalnya masih relatif tinggi. Yang sering terdengar merupakan perkataan-perkataan yang kasar dan biasanya berupa ejekkan yang keluar dari mulut para remaja, hal-hal itu sudah dianggap wajar bagi remaja. Bagi seseorang yang sabar, jika dihina dan diolok-olok merasa dirinya tidak perlu membalasnya, yang hanya dapat di lakukannya hanyalah diam karena jika dia membalasnya sama saja sifat dia seperti yang megejek. Itulah yang dinamakan “Diam itu Emas”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar